Wednesday 31 October 2012

Kerawang Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu

Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami

Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi

By : Chairil Anwar

Senja di Pelabuhan Kecil

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap


By : Chairil Anwar

Derai Derai Cemara

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

By : Chairil Anwar

Doa

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku
aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

By : Chairil Anwar

Cintaku Jauh Di Pulau

Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan oleh - oleh buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku

Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.

By : Chairil Anwar

Aku Berada Kembali

Aku berada kembali. Banyak yang asing:
air mengalir tukar warna,kapal kapal,
elang-elang
serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;

rasa laut telah berubah dan kupunya wajah
juga disinari matari lain.

Hanya
Kelengangan tinggal tetap saja.
Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;
lebih lengang pula ketika berada antara
yang mengharap dan yang melepas.

Telinga kiri masih terpaling
ditarik gelisah yang sebentar-sebentar
seterang guruh

By : Chairil Anwar

Aku

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

By : Chairil Anwar

Dirimu yang Satu

Andai kau tahu
Apa isi hatiku ini ?
Apa yang ku rasakan saat ini ?

Jika kau bisa merasakan
Ku mohon... balas rasa ini !
Ku mohon ungkapkan rasa yang ada di hati mu !

Andai kau  tahu...
Hanya dirimulah yang ada di hati..
Hanya nama mu yang terukir di jiwa ..
Hanya wajah mu yag ada di bayangan ku...

Dirimu yang satu ...
Telah menebar cinta di hatiku
Telah membagi rasa indah di hati
Walau hanya aku yang merasakan

Cinta itu timbul ...
Saat ku lihat dirimu
Dan tiba-tiba saja rasa itu timbul
Di hati ku.......karna hanya dirimu di hati ...

Puisi oleh : Dwi Melindawati

Tuesday 30 October 2012

Hakuna Matata

Terbagi kedalam beberapa siklus, kuraih beberapa bagian dari siklus yang pernah membuat diriku terjebak dalam sebuah lubang masalah yang berkesinambungan dengan siklus-siklus yang pernah kuambil yang diantaranya membuat diriku merasakan kebahagiaan. Tak semudah yang dipikirkan, tak sesulit yang dilakukan, siklus berjalan secara addendum dari tahap ke tahap melalui tali benang merah yang sudah diperuntukan untuk ditempuh. Lalu, begitu kusadarkan diriku akan sebuah siklus yang mana aku melakukan kesalahan-kesalahan, akupun mulai membuat petualangan baru. Tapi ingat itu tidaklah mudah, semuanya memerlukan proses. Kusadarkan diriku, kutuntun raga ini kedepan pintu dimana sebuah petualangan yang panjang akan ku tempuh dengan jalanku, dengan caraku, dengan khayalanku, dengan logikaku, dengan qalbuku, dan dengan segala yang ada pada diriku.
          Tapi disisi lain aku selalu berbuat yang belum tentu orang lain lakukan, tetapi ketika ku perbuat apa yang akan ku lakukan, aku seolah-olah tidak pernah mengerti walaupun saat itu aku tersadar akan apa yang kuperbuat, aneh. ya, mungkin itu lah yang dimaksud dengan siklus, siklus yang menghantarkanku ke sebuah petualangan yang tak akan ada habisnya.
          Ketika kujalani tahap demi tahap sebuah siklus, ada yang bertanya kepadaku.
A : "adakah resiko dan akibat dari semua yang kau lakukan?".
lalu, ku jawab : "tentu saja ada".
dia bertanya lagi : "apakah itu? dan mengapa kamu masih melakukannya?".
kemudian, ku jawab : "resiko dari semua yang kulakukan adalah aku harus mengorbankan diriku sendiri. dan aku masih melakukannya karena memang itulah JALAN HIDUPKU".
dia bertanya lagi : "hmm, diri sendiri? mengapa harus diri sendiri?".
lalu kujawab dengan mudah : "mengapa? karena AKU BUKANLAH MEREKA, jalanku bukanlah jalan mereka".
          Memang semua yang kutulis ini sulit dimengerti karena aku sendiripun tidak mengerti apa yang kutulis, hanya saja untuk membuat semua jelas diperlukan pemahaman akan sebuah perjalanan hidup sendiri, dan itu bukan perjalanan hidup orang lain.

By : Marjan Maulataufik

Pikirkan

"BUKAN PERMAINAN, BUKAN PULA SEBUAH KEBENARAN, TAPI SEBUAH LOGIKA YANG DAPAT MEMBUAT PERMAINAN MENJADI KEBENARAN DAN TIDAK BISA MENJADIKAN KEBENARAN MENJADI SEBUAH PERMAINAN KARENA KEBENARAN DAN PERMAINAN BUKANLAH LOGIKA MAINAN"

Pikirkanlah!

By : Marjan Maulataufik

Monday 29 October 2012

HIDUP

HIDUP TERKADANG HITAM, TERKADANG PUTIH.
           Karena hitam itu ketika hati kita gelap dan berbuat penyimpangan dari apa yang memang sudah ditakdirkan dijalan hidup kita, dan putih itu ketika apa yang kita berikan dan lakukan memang hanya karena "mereka".
HIDUP TERKADANG BERLIKU, TERKADANG LURUS.
           Karena berliku itu ketika jalan hidup kita melewati persimpangan yg membuat kita bingung akan jalan yg kita pilih, dan lurus ketika jalan yang kita lewati memang jalan yang seharusnya kita lewati.
HIDUP TERKADANG PAHIT, TERKADANG MANIS.
           Karena pahit itu ketika kita merasakan apa artinya "kecewa", dan manis disaat kita melakukan suatu hal yang dapat membanggakan orang lain dan membuat orang lain ingat terhadap kita disaat tidak berada disekelilingnya.
HIDUP TERKADANG DIKEKANG, TERKADANG BEBAS.
           Karena dikekang itu disaat kita tinggal disebuah ruang lingkup dengan dikelilingi taman aturan/hukum, dan bebas ketika kita memiliki sebuah ruang dimana kita dapat membebaskan diri dari semua aktivitas dan masalah walaupun hanya 1 detik.
HIDUP TERKADANG SEMPIT, TERKADANG LUAS.
           Karena sempit disaat pasangan hidup sudah tidak lagi pernah menjauh, dan luas ketika arti dasar kehidupan itu dapat dipahami dengan adanya pasangan hidup (bukan sekedar hidup).
HIDUP TERKADANG SEDIH, TERKADANG BAHAGIA.
           Karena sedih itu disaat kita tahu bahwa waktu kehidupan itu tidak bisa kita ulang sedetik pun, dan bahagianya itu disaat kita merasakan bahwa kita pernah hidup didunia yg fana ini.
HIDUP TERKADANG SAKIT, TERKADANG SEHAT.
           Karena sakit ketika kebahagiaan hidup kita lewati dengan terbujur kaku ditempat tidur, dan sehat itu karena semangat hidup sudah mendarah daging dengan jalan kehidupan yang segar.
HIDUP TERKADANG MISKIN, TERKADANG KAYA.
           Karena miskin itu ketika rasa syukur, ridho, dan adil sudah tidak lagi tertanam diQalbu kita, dan kaya itu disaat kenikmatan berubah menjadi kebahagiaan yang simple.
HIDUP TERKADANG SULIT, TERKADANG MUDAH.
           Karena sulit itu ketika do'a dan ikhtiar sudah lagi tidak menjadi dasar kehidupan kita, dan mudah itu disaat rumus-rumus kehidupan dapat kita pahami secara mendalam.
HIDUP TERKADANG SENDIRI, TERKADANG RAME.
           Karena sendiri itu ketika semua yg kita perbuat bukan tanggungjawab orang lain, dan rame ketika semua orang selalu mengisi waktu demi waktu dengan canda tawa.
HIDUP TERKADANG CAPE, TERKADANG SANTAI.
           Karena cape itu ketika kita tahu bahwa hidup memanglah berat, dan santai ketika kebahagiaan mendampingi jalan hidup kita.
HIDUP TERKADANG JENUH, TERKADANG ASYIK.
           Karena jenuh itu ketika kita menjalani hidup hanya terpaku pada 1 jalan yang kita sedang tempuh dan tidak mencoba jalan lain yang membuat kita akan lebih berwarna, dan asyik itu ketika apa yang kita lakukan memang bukan hanya sekedar untuk memenuhi material.



  "SEMUANYA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA"

By : Marjan Maulataufik

Sunday 28 October 2012

Sang Mentari

         Sunset yang selalu menemaniku disaat hatiku gundah, dan sunrise yang selalu menemani pagiku yang sunyi sepi diiringi kicauan burung-burung. Ahh. . . saat sendiri itu memang terkadang BAHAGIA tetapi terkadang juga MENYEDIHKAN, why? ya, mungkin karena pikiran/sugesti kita saja yg mengatur semuanya sehingga disaat kita sendiri tidak ada pasangan yg selalu menemani kita seperti biasanya, pikiran kita yang mulai mengatur kemana arah hati kita menuju, aneh juga !!! tpi memang itulah yg terjadi pada diri kita, yaitu hubungan antara otak, pikiran, sugesti, dan hati. tpi sebenernya kita tuh gk pernah sendirian lho !!! percaya?, SANG MENTARI. . . SANG MENTARIlah yg selalu menemani kita setiap saat dimanapun, buktinya disaat kita bangun sang mentari pun ikut bangun, disaat kita tertidur sang mentai pun ikut tertidur juga. benerkan? iya memang bener 1000%, tidak hanya sang kekasih yg bisa menemani kita ketika kita kesepian, tpi sang mentari pun dapat menemani kita, tpi jgnlah klo sampai gk punya pasangan hidup selamanya -___- itu kan cuman sesaat. ttep aja realnya yg menemani kita sampai liang lahat nanti ya seorang ISTRI/SUAMI.
         Terimakasih ya ALLAH SWT, kau telah mengirimkan hangatnya sang mentari dipagi hari dan indahnya sang mentari di sore hari. Coba seandainya klo bumi ini gk ditemani sesosok sang mentari yg begitu benderang dan sangat indah, kita tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari, lho apa hubunganya? ya iyalah, karena selain untuk menemani dan menikmati keindahannya, matahari juga kan SUMBER ENERGI yang ada dibumi, gk ada matahari matilah kita!
         Jadi, intinya kita tuh harus mensyukuri apa yang telah diberi-Nya, kita tidak akan pernah tahu berapa kenikmatan yg telah diberikan-Nya kepada kita semua, klo seandainya pepohonan yg ada dibumi dijadikan pensilnya dan lautan dijadikan tintanya untuk menuliskan semua kenikmatan yg telah diberi nya, maka itu semua TIDAK AKAN CUKUP!!, kemudian mulai sekarang kalian gk usah sedih lagi karena sudah ada yg selalu menemani kita disaat kita kesepian, tidak hanya sang mentari tetapi  ada juga teman-teman kita, sahabat-sahabat kita, dan orang tua kita. jika kalian tidak bisa, kalian bisa mengsugestikan pikiran kalian supaya lebih positif dan lebih sehat jangan seolah-olah kalian itu seorang pengecut yg bisanya cuman "mundur". :) thank'.

By : Marjan Maulataufik